Skripsi
Pengaruh Fortifikasi Tepung Daun Kelor (Moringa Oleifera)pada Tepung Terigu dalam pembuatan Biskuit.
ABSTRAKSI
PENGARUH FORTIFIKASI TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) PADA TEPUNG TERIGU DALAM PEMBUATAN BISKUIT
Herlince U. Lomi)* Ir. I. D. A. A. R. R. Adi)** Ovie Ningsih, SPi. MSi**
Biskuit adalah produk makanan kering yang dibuat dengan memanggang adonan yang mengandung bahan dasar terigu, lemak dan bahan pengembang, dengan atau tanpa penambahan bahan makanan dan bahan tambahan makanan yang lain yang diizinkan. Biskuit komersial yang beredar di pasaran memiliki kandungan gizi yang kurang seimbang. Kebanyakan biskuit memiliki kandungan karbohidrat dan lemak yang tinggi, sedangkan kandungan protein yang relatif rendah. Salah satu upaya untuk meningkatkan protein pada biskuit adalah dengan melakukan fortifikasi dengan bahan pangan berprotein tinggi. Fortifikasi sayuran dapat dilakukan pada berbagai produk olahan. Salah satu sayuran yang digunakan sebagai bahan fortifikasi dalam pembuatan biskuit adalah tepung daun kelor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui salah satu tingkat fortifikasi terbaik dari tepung daun kelor dalam pembuatan biskuit yang dapat menghasilkan biskuit yang memiliki kadar protein yang tinggi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2018 hingga januari 2019 di Laboratorium Eksakta Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Kristen Artha Wacana Kupang, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Jurusan Tanaman Pangan dan Hortikultura Politeknik Pertanian Negeri Kupang dan PT. Saraswanti Indo Genetech, Bogor. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 (lima) perlakuan dan 3 (tiga) kelompok. Perlakuan yang dicobakan dalam penelitian ini adalah perlakuan A : 200gr tepung terigu (kontrol), perlakuan B fortifikasi 5% tepung daun kelor, perlakuan C fortifikasi 10% tepung daun kelor, perlakuan D fortifikasi 15 % tepung daun kelor, perlakuan E fortifkasi 20 % tepung daun kelor). Variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu uji organoleptik (tekstur, warna, rasa dan aroma), uji kimia (kadar protein, kadar air dan asam amino). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang terbaik dari fortifikasi tepung daun kelor (Moringa oleifera) dalam pembuatan biskuit terdapat pada perlakuan B dengan fortifikasi 5 % tepung daun kelor untuk variabel organoleptik yaitu Tekstur (3,28), Rasa (3,24), Aroma (3,4) dan Warna (3.71). Perlakuan terbaik untuk variabel Kimia terdapat pada perlakuan E (fortifikasi 20%) yaitu Kadar Protein (11,14)%, Kadar Air (3,06)% dan Asam Amino tertinggi L-Leusin
Kata kunci : Biskuit, Tepung Daun Kelor, Organoleptik, Protein, Asam Amino, Kadar Air
*Penulis **Pembimbing
65/19 | PTK PUSAT UKAW | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak di pinjamkan |
Tidak tersedia versi lain