Skripsi
Analisis Kebutuhan Air Tanaman menggunakan Cropwat 8.0 terhadap hasil produksi Tanaman terung di Desa Oeltua Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang.
ANALISIS KEBUTUHAN AIR TANAMAN MENGGUNAKAN CROPWAT 8.0 TERHADAP HASIL PRODUKSI TANAMAN TERUNG DI DESA OELTUA KECAMATAN TAEBENU KABUPATEN KUPANG
Pampung I.Y. * ) Koehuan J.E. **) Dethan J.J.S. **)
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Oeltua Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang dengan judul Analisis Kebutuhan air tanaman menggunakan cropwat 8.0 untuk hasil produksi tanaman Terung di desa Oeltua Kecamatan Taebenu kabupaten Kupang. Cropwat 8.0 adalah decision support system yang dikembangkan oleh Devisi Land and Water Develoment FAO berdasarkan metode Penman – Monteith, untuk merencanakan dan mengatur irigasi. Cropawat 8.0 dikembangkan oleh FAO pada tahun 1990. Input data meliputih data meteorologi, tanah, dan tanaman. Cropwat 8.0 adalah program berbasis windows yang digunakan untk menghitung kebutuhan air tanaman dan kebutuhan irigasi berdasarkan tanah, iklim, dan data tanaman. Cropwat 8.0 dapat dipergunakan untuk menghitung evapontranspirasi potensial, evapontranpirasi aktual, kebtuhan air irigasi satu jenis tanaman maupun beberapa jenis tanaman dalam satu hamparan, serta merencanakan pemberian air irgasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan air irigasi tanaman Terung dari tahap penanaman hingga panen dengan program Cropwat 8.0. Data yang dikumpulkan berupa data sekunder. Data sekunder diperoleh dari BMKG berupa data iklim selama 5 Tahun dengan periode pengamatan 2015 s.d. 2019 kemudian disesuaikan dengan kebutuhan Cropwat 8.0. Proses pengoperasiannya dengan menginput data ke dalam panel-panel yang tersedia. Setelah semua data di atas telah diinput, maka didapat hasil analisis kebutuhan air tanaman pada panel terakhir CWR (Crop Water Requirement) dan Schedule (jadwal) untuk mengetahui nilai neraca lengas tanah dan hasil produksi relatif tanaman Terung. Berdasarkan data iklimnya diperoleh Evapotranspirasi potensial tertinggi dicapai pada bulan September yaitu 5,41 mm/hari dan terendah pada bulan Januari sebesar 3,37 mm/hari. Semakin tinggi temperatur udara dan lama penyinaran maka nilai evapotranspirasi potensial (ETo) juga semakin tinggi. Rata-rata nilai evapotranspirasi potensial sebesar 4,66 mm/hari. Kemudian kebutuhan air tanaman semakin besar setiap bulannya. Sedangkan Kebutuhan air irigasi tertinggi yaitu pada bulan Januari dekade ke-3 sebesar 42,1 mm/dec dan terendah pada bulan Oktober dekade ke-2 sebesar 18,5 mm/dec.
Kata kunci : data klimatologi, irigasi, Cropwat 8.0, terung.
Keterangan
*) Peneliti
**) Pembimbing
489/22 | S 63 PRT 22 | PTK PUSAT UKAW | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak di pinjamkan |
Tidak tersedia versi lain