Skripsi
Pengaruh Umpan yang berbeda terhadap Hasil Tangkapan Ikan Pelagis menggunakan Pancing Tonda di Wilayah Perairan Kelurahan Larantuka dan Kelurahan Balela Kecamatan Larantuka
RINGKASAN
GABRIEL DEROSARI (NIM. 15380004), Pengaruh Umpan yang Berbeda Terhadap Hasil Tangkapan Ikan Pelagis Menggunakan Pancing Tonda di Wilayah Perairan Kelurahan Larantuka dan Kelurahan Balela, Kecamatan Larantuka. Wilson L. Tisera, S.Pi, M.Si, Ph.D sebagai pembimbing I dan Donny M. Bessie, S.Pi, M.Si sebagai pembimbing II. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Kristen Artha Wacana Kupang.
Kegiatan penangkapan ikan-ikan pelagis yang dilakukan oleh nelayan di Perairan Kelurahan Larantuka dan Kelurahan Balela biasannya menggunakan alat tangkap pancing tonda dengan umpan seperti umpan alami dan buatan yang terbuat dari barang-barang bekas yang menyerupai ikan dengan tujuan untuk merangsang ikan-ikan predator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umpan yang berbeda terhadap hasil tangkapan ikan pelagis menggunakan Pancing Tonda wi Wilayah Perairan Kelurahan Larantuka dan Kelurahan Balela, Kecamatan Larantuka.
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2020 bertempat di Perairan Kelurahan Larantuka dan Kelurahan Balela. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi partisipasi yaitu peneliti ikut sebagai partisipan langsung dalam proses penangkapan ikan. Pada penelitian ini digunakan 3 unit kapal penangkapan secara bergilir yang menggunakan 3 jenis umpan buatan pancing tonda (umpan cumi karet, umpan bulu ayam, dan umpan minnow). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan 3 perlakuan dan 9 ulangan,
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perlakuan umpan buatan yang paling banyak memperoleh hasil tangkapan yaitu umpan cumi karet. Untuk Kelurahan Larantuka, Umpan cumi karet memberikan hasil tangkapan sebanyak 15 ekor, dengan rata-rata 1,6 ekor. Hasil tangkapan terendah pada umpan bulu ayam sebanyak 11 ekor dengan rata-rata 1,2 ekor. Pada kelurahan Balela, Umpan cumi karet memberikan hasil tangkapan sebanyak 23 ekor, dengan rata-rata 2,5 ekor. Hasil tangkapan terendah pada umpan minnow sebanyak 16 ekor dengan rata-rata 1,2 ekor Hasil Analisis Sidik Ragam ujicoba penangkapan ikan menggunakan perlakuan umpan yang berbeda di Kelurahan Larantuka dan Kelurahan Balela menunjukan tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 99% dan 95%. Umpan cumi karet banyak memperoleh hasil tangkapan diduga karena umpan tersebut memiliki penampilan, bentuk, warna yang menarik, dan gerakan yang sangat mencolok untuk menarik atau memancing naluri pemangsa ikan untuk menyambar umpan tersebut.
Kata kunci : Pancing Tonda, Ikan Pelagis, umpan cumi karet, Perairan Larantuka, Perairan Balela.
SUMMARY
GABRIEL DEROSARI (NIM. 15380004), The Influence of Different Bait on the Catch of Pelagic Fish Using Fishing rod Tonda in the Waters of Larantuka Village and Balela Village, Larantuka District. Wilson L. Tisera , S.Pi , M.Si , Ph.D as First Advisor and Donny M. Bessie, S.Pi, M.Si as Second Advisor. Aquatic Resource Management Study Program. Faculty of Fisheries and Marine Science. Artha Wacana Christian University Kupang.
Fishing activities for pelagic fish carried out by fishers in the waters of Larantuka and Balela Villages usually use fishing rods tonda with baits such as natural and artificial baits made from used goods that resemble fish with the aim of stimulating predatory fish. This study aims to determine the effect of different baits on the catch of pelagic fish using fishing rods tonda in the waters of Larantuka Village and Balela Village, Larantuka District.
This research was carried out in October 2020 at the waters of Larantuka Village and Balela Village. The research method used in this study was a participatory observation method in which the researcher participates as a direct participant in the fishing process. In this study, 3 units of fishing boats were used in rotation using 3 types of bait made by fishing rods (rubber squid bait, chicken feather bait, and minnow bait). The experimental design used was a randomized block design with 3 treatments and 9 replications.
Based on the results of the study, it was known that the artificial bait treatment that obtained the most catches was rubber squid bait. For Larantuka Village, Rubber squid baits yielded 15 catches, with an average of 1.6 fish. The lowest catch on chicken feather bait was 11 individual with an average of 1.2 individual. In Balela Village, rubber squid baits yielded 23 catches, with an average of 2.5 fish. The lowest catch on minnow bait was 16 fish with an average of 1.2 individual. The analysis of variant of fishing trials using different bait in Larantuka Village and Balela Village showed no significant difference between 99% and 95% confidence intervals. Rubber squid baits get a lot of catches allegedly because the bait has an attractive appearance, shape, color, and movement that was very striking to attract or provoke the instincts of fish predators to grab the bait.
Keywords : Fishing Rods Tonda, Pelagic Fish, Rubber Squid Baits, Larantuka Village, Ballella Village
669/22 | S 18 PRK 22 | PTK PUSAT UKAW | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak di pinjamkan |
Tidak tersedia versi lain