Skripsi
Tinjauan tentang sistem rekrut Atlit jalan cepat Badan Pembina Olahraga mahasiswa Indonesia (BAPOMI) Nusa Tenggara Timur pada POMNAS Tahun 2015 di Aceh
ABSTRAK
Yonar Hapu Mbay, NIM 11320319, “Tinjauan Tentang Sistem Rekrut Atlit Jalan Cepat Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (BAPOMI) Nusa Tenggara Timur Pada POMNAS tahun 2015 di Aceh.†Program Studi PJKR FKIP Universitas Kristen Artha Wacana Kupang. Pembimbing I Bapak Dr. Andreas J.F. Lumba, M.Pd dan Pembimbing II Bapak Lambertus Ara Tukan, MM.
Kata kunci: Rekrut Atlit Jalan Cepat.
Latar belakang masalah dalam penelitian ini yaitu Atlet atletik jalan cepat NTT gagal di POMNAS Aceh tahun 2015. Hal inilah yang melatar belakangi peneliti untuk melakukan penelitian dengan tujuan untuk Sistem Rekrut Atlit Jalan Cepat Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (BAPOMI) Nusa Tenggara Timur Pada POMNAS tahun 2015 di Aceh, yang meliputi proses identifikasi bakat atlet yang direkrut, kriteria identifikasi bakat atlet yang direkrut, metode identifikasi bakat atlet yang direkrut, dan fase-fase dalam identifikasi bakat atlet yang direkrut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif naturalistil yakni untuk mendapatkan data-data dari tempat penelitiansesuai dengan kenyataan yang dilihat dan didengar oleh peneliti, yang dilakukan selama ± 2 (dua) bulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi: 1) observasi, 2) wawancara, dan 3) dokumentasi. Peran peneliti dalam penelitian ini yaitu sebagai instrument kunci (key instrumens) sedangkan informan dalam penelitian ini yaitu: ketua Bapomi NTT, dan pelatih. Semua data temuan peneliti dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif (Miles & Huberman) Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa: 1) proses identifikasi bakat atlet yang direkrut oleh Bapomi NTT tidak sistematis tanpa melihat usia dan bakat yang dimiliki oleh atlet itu sendiri, 2) metode identifikasi bakat atlet yang direkrut bersifat alamiah, 3) kriteria identifikasi bakat atlet yang direkrut tidak objektif tanpa melibatkan IPTEK dalam penentuan kriteria tersebut, dan 4) fase-fase dalam identifikasi bakat atlet yang direkrut tidak dilakukan secara sistematis, karena langsung pada fase ke dua yaitu fase masa puberitas dan pascapubertas tanpa melalui fase awal/satu yaitu fase masa prapubertas. Oleh karena itu, bagi Bapomi NTT dan perguruan tinggi agar kedepannya melakukan identifikasi bakat atlet sejak usui dini, melakukan seleksi secara ilmah, melibatkan IPTEK dalam menentukan kriteria-kriteria pada bakal calon atlet yang sesuai dengan cabang olahraga yang ditekuni, dan melakukan fase-fase identifikasi atlet secara sistematis karena fase-fase tersebut merupakan faktor penentu untuk mendapatkan atlet yang berbakat.
620/16 | PTK PUSAT UKAW | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak di pinjamkan |
Tidak tersedia versi lain