Skripsi
Lihatlah Kami "Suatu tinjauan teologis pastoral bagi para pekerja anak di rumah singgah jln. Soeharto No.19A Naikoten 1 Kota Kupang
ABSTRAK
Kemiskinan adalah keadaan serba kekurangan dalam segala hal: kekurangan pangan, sandang, lapangan kerja, nilai-nilai hidup, kebahagiaan dan kegembiraan, kepenuhan hidup, kekurangan cita-cita dan impian, tekad dan kemauan, kemungkinan dan kesempatan, kekurangan keadilan, kebebasan dan perdamaian. Akibat dari kemiskinan, maka banyak anak-anak yang meninggalkan kampung dan keluarga untuk melanjutkan hidup mereka. Mereka terpaksa harus berhenti sekolah dan memilih untuk bekerja karena ternyata tenaga mereka dibutuhkan oleh keluarga.
Melihat akan kenyataan ini, maka gereja (GMIT) juga turut mengambil bagian yaitu dengan memberikan pelayanan diakonianya berupa penyediaan Rumah Singgah yang terletak di Jln Soeharto No. 19a Naikoten 1 Kota Kupang, RT 007/ RW 003, untuk para pekerja anak. Para pekerja anak yang tinggal di Rumah Singgah berasal dari kampung-kampung misalnya Oinlasi, Nunkolo, Neonmat, Kuanfatu, Belu, dll. Para pekerja anak yang tinggal di Rumah Singgah ada yang bekerja di pasar sebagai pendorong gerobak, penjual kantong kresek, penjual sayur, penjual bawang, pengamen dan ada juga yang bekerja sebagai konjak dan buruh bangunan.
Semua pihak baik itu pemerintah maupun gereja dan lembaga-lembaga sosial lainnya sudah berusaha untuk mengurangi jumlah pekerja anak. Tetapi semua usaha itu belum terlaksana dengan maksimal. Hal ini disebabkan karena pemerintah kurang tegas dalam menegakkan hukum perlindungan anak. Selain itu, ada juga faktor-faktor lain yang menyebabkan mereka untuk memilih bekerja dari pada sekolah, misalnya faktor ketidakutuhan keluarga, faktor ekonomi, dll.
Kebiasaan hidup bebas akhirnya merusak hidup mereka sendiri. Setiap hari mereka menyapa teman-teman mereka dengan kata-kata kotor dan teman-teman yang lain juga membalasnya dengan kata-kata kotor juga. Selain itu ada juga kekerasan fisik yang dilakukan mereka kepada salah seorang teman yang sama-sama tinggal di Rumah Singgah, yaitu memaksa menelanjangi teman mereka dan menaruh lombok serta bawang merah, ke dalam kemaluan teman sambil membuat vidio dengan menggunakan HP.
Melihat akan kenyataan-kenyataan ini, maka para pekerja anak di Rumah Singgah membutuhkan pendampingan khusus berupa pelayanan pastoral dari pihak Rumah Singgah. Dalam menjalankan pelayanan pastoral seorang pastor atau gembala harus bercermin pada seorang Gembala Agung yaitu Yesus Kristus yang dalam pelayanannya lebih dulu memperhatikan mereka yang sangat membutuhkan pertolongan, misalnya, orang sakit, orang lapar, dll. Pelayanan pastoral bertujuan untuk memberikan bimbingan dan membantu para pekerja anak untuk bersama-sama hidup sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Tuhan tetapi dalam kenyataannya pelayanan pastoral belum terlaksana dengan maksimal dan menyentuh semua para pekerja anak di Rumah Singgah.
408/15 | PTK PUSAT UKAW | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak di pinjamkan |
Tidak tersedia versi lain