Skripsi
TOIT MAK UIS NENO (Suatu tinjauan teologi kontekstual terhadap Ritus Toit Mak Uis Neno di jemaat Sion Kakuun -klasis Belu dan implikasinya bagi jemaat setempat
ABSTRAK
Jemaat Sion Kakuun, Klasis Belu berada di Desa Nauke Kusa, Kecamatan Laen Manen, Kabupaten Malaka. Anggota Jemaat Sion Kakuun tersebar di beberapa kampung kecil, yakni: Kakuun, Areo, Hanan, Loon, Fatubia, Nakreu dan Oarutan. Anggota-anggota jemaat pada umumnya adalah orang suku Dawan. Sebagian besar anggota jemaat bekerja sebagai petani. Dalam kehidupan mereka sebagai petani, kerja sama adalah suatu nilai yang mereka tanamkan dalam kehidupan mereka. Bekerja sama di sini dinyatakan lewat bekerja di kebun serta gereja.
Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif untuk memperoleh informasi mengenai ritus Toit Mak Uis Neno sebagai salah satu ritus yang masih dilakukan dan dilestarikan merupakan sebuah warisan dan identitas budaya masyarakat suku di Loon. Praktek ritus ini dilakukan sebagai wujud penghargaan terhadap leluhur atau nenek moyang mereka serta pelaksanaan perintah dari tua-tua adat. Adapula nilai dan makna yang terkandung dalam ritus ini, yakni, ketaatan, hujan sebagai sumber hidup, dan persekutuan sebagai identitas budaya, sedangkan ada suatu “tema†lain terkait ritus tersebut, yaitu selisih pendapat.
Dari keempat aspek di atas terlihat ketaatan yang mendatangkan berkat berupa hujan dalam ritus Toit Mak Uis Neno. Dalam teks Alkitab, terlihat juga bentuk ketaatan Abraham yang berujung pada perolehan berkat berupa keturunan yang besar. Sedangkan beberapa jemaat yang melakukan ritus dipandang oleh jemaat yang tidak melakukan ritus sebagai pihak yang melakukan sebuah kesalahan. Ritus ini dipandang sebagai perbuatan yang tidak diinginkan oleh Allah bagi jemaat yang tidak melakukan ritus. Namun, anggota jemaat yang ikut melakukan ritus ini memandangnya sebagai sebuah ritus yang ditujukan kepada Uis Neno. Ritus ini dilakukan tidak saja sebagai sebuah tradisi, melainkan juga sebagai suatu cara untuk mempertahankan nama suku dan marga.
Penulis menggunakan model sintesis sebagai pendekatan untuk membangun dialog antara teks Alkitab dan konteks ritus Toit Mak Uis Neno untuk melihat sumbangan timbal balik dari teks Alkitab kepada konteks, dan sebaliknya, berdasarkan tema-tema dominan yang ditemukan dalam bagian analisis.
Paulus menekankan kepada jemaat di Efesus bahwa tidak ada lagi pembedaan antara orang Yahudi yang bersunat dan orang-orang non Yahudi yang tidak bersunat. Hal ini ditekankan oleh Paulus atas dasar pemahaman bahwa Kristus telah merobohkan tembok pemisah antara orang Yahudi dan non Yahudi. Pemahaman orang-orang Yahudi sama halnya dengan pemahaman sebagian anggota Jemaat Sion Kakuun yang menilai anggota jemaat lain yang melakukan ritus sebagai suatu perbuatan yang tidak dikehendaki Allah. Oleh karena itu, menjadi penting untuk mengingat apa yang dikatakan oleh Paulus sehingga tidak ada lagi klaim bahwa satu pihak lebih baik dari yang lain, sebab Kristus sendiri telah menyelamatkan manusia dan mempersatukan semua perbedaan yang ada dalam Jemaat Sion Kakuun.
270/17 | PTK PUSAT UKAW | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak di pinjamkan |
Tidak tersedia versi lain