Skripsi
Nabi dan Gembala; Tanggapan pastoral terhadap peran pendeta sebagai nabi dan gembala dalam perpecahan di jemaat Ebenhaezer Nifbia, klasis Amanuban Tengah Selatan
ABSTRAK
Pendeta merupakan salah satu jabatan gerejawi. Dalam menjalankan fungsinya pendeta berperan sebagai seorang nabi yang bertugas sebagai penyambung lidah Allah untuk disampaikan kepada jemaat. selanjutnya pendeta juga berperan sebagai seorang gembala untuk menjaga, melindungi, dan membimbing jemaatnya.
Namun tidak menutup kemungkinan bahwa dalam pelayanan seorang pendeta sering terjadi konflik yang berujung kepada perpecahan karena anggota jemaat tidak menerima atau memahami suara kenabian seperti yang terjadi di Jemaat Ebenheazer Nifubia, di mana suara kenabian yang disampaikan oleh Pendeta Hendriana Takalogo tidak diterima oleh beberapa anggota jemaat sehingga menyebabkan konflik yang berujung pada perpecahan jemaat.
Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis berupaya untuk mengetahui realitas pelayanan sebelum dan sesudah perpecahan terjadi di Jemaat Ebenheazer Nifubia, untuk mengetahui peran pendeta sebagai gembala dan juga nabi serta untuk mengetahui tanggapan pastoral yang tepat terhadap peran pendeta terhadap perpecahan yang terjadi di Jemaat Ebenheazer Nifubia.
Peran pendeta sebagai nabi dan gembala yang ditunjukkan oleh Pendeta Hendriana Takalogo dalam menyikapi permasalahan yang terjadi di dalam jemaat. Sebagai seorang nabi, ia secara jelas melakukan penolakan terhadap rencana pertambangan yang akan dilakukan di desa Ofu khususnya wilayah pelayanan Jemaat Ebanheazer Nifubia. Sebagai konsekuensi ketika menjalankan perannya sebagai nabi dalam menanggapi permasalahan mengenai pertambangan, terdapat beberapa anggota jemaat yang menolak pesan kenabian yang disampaikan. Akibatnya terjadi perpecahan di dalam jemaat ini. Sebagai seorang gembala, Pendeta Hendriana Takalogo berupaya untuk menjaga keutuhan dari jemaat yang dilayaninya dengan memberikan pemahaman yang benar tentang pertambangan melalui suara gembala, khotbah-khotbah dalam ibadah dan pemutaran film yang berhubungan dan dampaknya bagi kelangsungan hidup manusia.
Dalam konflik yang terjadi pendeta Hendriana telah berusaha menunjukkan perannya baik itu sebagai nabi maupun sebagai gembala. Perpecahan yang terjadi tidak serta merta menunjukkan bahwa fungsi gembalanya telah gagal tetapi ketika suara kenabiannya itu disampaikan kepada umat, maka pendeta Hendriana sedang menjalankan fungsi kegembalaannya untuk membimbing dan upaya pendamaian. Suara kenabian yang disampaikan tersebut adalah hendak menegur umat atas kesalahan yang menyimpang dari kebenaran Allah. Jadi upaya pendamaian yang dilakukan bukan saja terjadi pada pendeta dan jemaatnya tetapi lebih dari pada itu antara jemaat dan Allah.
Setiap konflik yang terjadi dalam jemaat tentu memerlukan sebuah penyelesaian atau rekonsiliasi. Pendeta sebagai pemimpin dalam sebuah jemaat berperan penting untuk menjadi rekonsiliator. Pokok perdamaian dapat dilakukan dengan pelayanan pastoral. Melalui pelayanan pastoral ada tindakan konkrit yang dapat dilakukan untuk membangun kembali hubungan atau relasi yang sedang rusak antara manusia dengan manusia dan manusia dengan Allah.
Gereja dan konflik tidak dapat dihindari. Konflik menjadi bagian dari dinamika gereja. Menghindarinya adalah tindakan tidak cerdas dan kekanak-kanakan, memperjuangkan untuk sekedar memenangkannya adalah tindakan keegoisan, dan tidak membangun apa-apa, mengelolahnya menjadi sebuah proses belajar yang membangun hubungan antar pribadi dan komunitas itulah yang harus dilakukan supaya gereja terus bertumbuh, bertumbuh dan berbuah.
266/17 | PTK PUSAT UKAW | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak di pinjamkan |
Tidak tersedia versi lain