Skripsi
Bukti kehadiran Roh Kudus : Suatu tinjauan eksegese terhadap Galetia 5:16-26 dan implikasinya bagi pemahan jemaat GMIT Nazaret Fatu Oinlasi klasis Amanuban Timur Selatan mengenai bukti kehadiran Roh Kudus
ABSTRAK
Surat Galatia merupakan surat yang ditulis oleh Rasul Paulus untuk menentang para pengajar-pengajar palsu yang memutarbalikan Injil yang sebenarnya. Surat ini penuh dengan emosional tetapi memiliki kebenaran Injil. Dalam surat ini pula kerasulan Paulus ditanyakan kebenarannya, sehingga Injil yang disampaikannya pun mendapat penolakan. Penolakan ini tidak membuat Paulus berhenti untuk terus mempertahankan kebenaran Injil melainkan sebagai batu loncatan untuk menang. Kehadiran Paulus saat itu memang menggemparkan dan menggelisakan gereja, sehingga muncul dua golongan yang bertentangan, terutama dalam hal pengajaran. Pihak yang satu lebih mempertahankan iman kepada Yesus Kristus yang membawa keselamatan sedangkan pihak lain lagi lebih mempertahankan ketatan kepada hukum Taurat sebagai jalan satu-satunya untuk memperoleh keselamatan.
Untuk dapat menyakinkan jemaat-jemaat di Galatia bahwa keselamatan merupakan kasih karunia Allah, maka Rasul Paulus dengan tegas dalam ayat-ayat yang pertama mempertahankan kerasulannya. Setelah mempertahankan kerasulannya ia melanjutkan dengan menjelaskan bahwa hanya iman di dalam Yesus Kristuslah yang dapat menyelamatkan seseorang bukan melakukan hukum Taurat yang dilakukan secara kaku. Paulus juga menjelaskan bahwa jika Jemaat di Galatia melakukan hukum Taurat sebagai jalan untuk memperoleh keselamatan itu sama saja mereka memberikan diri untuk diperhamba oleh hukum Taurat, sedangkan di dalam Yesus Kristus mereka sudah menang. Kristus telah mati untuk memerdekakan mereka dari dosa, hukum dan segala peraturan. Jadi tidak ada lagi hal yang perlu dilakukan lagi oleh Jemaat Galatia untuk memperoleh keselamatan karena mereka sudah memperoleh keselamatan di dalam Yesus Kristus. Kemerdekaan ini menurut Paulus adalah jika manusia telah menerima kasih karunia Allah, maka manusia memiliki kewajiban terhadap sesamanya. Semuanya itu terangkum dalam hal melakukan hukum kasih. Hukum kasih ini bukanlah hal yang baru, melainkan cara hidup buat sesama manusia dengan sukarela dan merdeka. Sebab semua hukum Taurat bila disatukan, maka hasilnya adalah kasih.
Kasih merupakan hukum yang terutama, mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Untuk mencapai kemerdekaan melakukan kasih, maka menurut Paulus, Jemaat Galatia harus memberikan diri seutuhnya untuk dikuasai oleh Roh Kudus. Jemaat-jemaat Galatia telah memberikan diri untuk menjadi percaya dan telah menjadi milik Kristus oleh karena itu mereka harus pula memberikan diri untuk dipimpin oleh Roh Kudus dengan demikian mereka akan menghasilkan buah-buah roh. Kasih sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, dan penguasaan diri itulah hasi dari orang-orang yang memberikan diri untuk dipimpin oleh Roh Kudus. Dengan menghasilkan buah-buah Roh ini, maka mereka tidak perlu lagi melakukan seluruh ketentuan hukum Taurat untuk memperoleh keselamatan. Apabila mereka memberi diri untuk menjadi hamba hukum Taurat, maka mereka memberikan diri untuk hidup di dalam daging. Di dalam daging hanya akan menciptakan perpecahan dan hanya membuat jurang pemisah dengan Allah. Menghasilkan buah-buah Rohlah yang lebih utama dibandingkan melakukan seluruh hukum Taurat. Buah ini tidak dapat diduplikasikan melainkan hanya dapat dihasilkan oleh orang-orang yang benar-benar menyerahkan diri untuk dipimpin oleh Roh Kudus. Hal demikian pula yang harus dilakukan oleh Jemaat Nasaret Fatu Oinlasi dalam menunjukkan bukti kehadiran Roh Kudus mereka tidak seharusnya berlomba-lomba untuk memperoleh karunia Roh melainkan harus menghasilkan buah. Buah merupakan salah satu bukti yang dapat menunjukkan seseorang memiliki Roh Kudus atau tidak.
261/17 | PTK PUSAT UKAW | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak di pinjamkan |
Tidak tersedia versi lain