Skripsi
Dampak Bullying dari teman sebaya terhadap kondisi mental remaja di Sekolah Menengah Pertama Teologi kristen (SMPTK)Tarus Kabupaten Kupang tahun ajaran 2016/2017
ABSTRAK
Dampak Bullying Dari Teman Sebaya Terhadap Kondisi Mental Remaja Di Sekolah Menengah Pertama Teologi Kristen (SMPTK) Tarus Kabupaten Kupang Tahun Ajaran 2016/2017
Kole. M. M. )* Ledo. P. J. )** Pabala. P. P. )**
Bullying merupakan tindakan negatif yang dilakukan terus-menerus atau berulang-ulang secara sadar dan sengaja dengan maksud untuk menyakiti satu atau sekelompok orang. Bullying dapat terjadi dimana saja, tidak memandang umur atau jenis kelamin korban. Korban bullying pada umumnya adalah mereka yang lemah, pemalu, pendiam atau mempunyai ciri-ciri tubuh tertentu yang dapat menjadi bahan ejekan. Bentuk-bentuk bullying yang sering terjadi adalah bentuk verbal, fisik, psikologis, dan cyber/elektronik. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besaran dampak bullying dari teman sebaya terhadap kondisi mental remaja di Sekolah Menengah Pertama Teologi Kristen (SMPTK) Tarus Kabupaten Kupang. Penelitian ini menetapkan siswa sebagai total sampling sebanyak 35 orang. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif, digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner. Analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dampak bullying dari teman sebaya terhadap kondisi mental Remaja di Sekolah Menengah Pertama Teologi Kristen (SMPTK) Tarus Kabupaten Kupang sebesar 90,25%. Perilaku bullying disekolah dapat menghambat kemajuan siswa untuk menjalankan pembelajaranan yang kondusif dan berdampak terhadap kemampuan akedemis dan sosial siswa. Secara psikologis, perilaku bullying dapat menimbulkan pemasalahan kesulitan dalam membina hubungan interpersonal dengan orang lain dan jarang datang ke sekolah. Sedangkan 0,75% dipengaruhi faktor lain, perbedaan kelas (senioritas), ekonomi, agama, jender, etnisitas atau rasisme, tradisi senioritas, keluarga yang tidak rukun, situasi sekolah yang tidak harmonis atau diskriminatif, karakter individu/kelompok, seperti: untuk meningkatkan popularitas pelaku dikalangan teman sepermainannya, persepsi nilai yang salah atas perilaku korban. Untuk mengatasi bullying yang terjadi dikalangan remaja, maka pihak sekolah harus bekerjasama dengan orang tua untuk mengembangkan kecerdasan emosional anak. Ajarkan anak untuk memiliki rasa empati, menghargai orang lain, dan menyadarkan sang anak bahwa dirinya adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam kehidupannya.
Kata kunci: Kondisi mental, Dampak bullying *)Peneliti **) Dosen pembimbing
287/17 | PTK PUSAT UKAW | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak di pinjamkan |
Tidak tersedia versi lain