Skripsi
Peranan Guru Penjasorkes dalam pencegahan Cedera pada proses pembelajaran di Sekolah Dasar Khatolik Benteng Wake Kabupaten Manggarai
ABSTRAK
HERIBERTUS OGOR, 1232035 “Peranan Guru Penjasorkes Dalam Pencegahan Cedera Pada Saat Proses Pembelajaran Di Sekolah Dasar Khatolik Benteng Wakeâ€ÂÂ. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Artha Wacana Kupang. Pembimbing I Bapak Dr.Andreas J.F Lumba .M.Pd pembimbing II Bapak Fredik E. Nope, S.Pd M.Or Kata Kunci : Peranan Guru Penjasorkes Dalam Pencegahan Cedera Pada Saat Proses Pembelajaran Latar belakang dari penelitian ini adalah adanya masalah Pencegahan cedera pada saat proses pembelajaran di SDK Benteng Wake. Adapun masalah yang penulis meneliti adalah sejauh mana peranan guru pendidikan jasmani dalam pencegahan cedera yang ditimbulkan pada saat proses pembelajaran di SDK Benteng Wake. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan guru pendidikan jasmani dalam Pencegahan cedera pada saat kegiatan olahraga di SDK Benteng wake. Penelitian ini menggunakan metode Deskritif kualitatif, dimana penelitian ini hanya bersifat menggambarkan, menjelaskan serta menguraikan suatu masalah yang terjadi pada obyek penelitian. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa/siswi SDK Benteng Wake kelas V yang berjumlah 26 orang, sedangkan sampelnya sama dengan populasi yang berjumlah 26 orang. untuk mengetahui sistem pencegahan cedera oleh guru penjasorkes terhadap anak didik di SDK Benteng Wake, peneliti menggunakan tabel skor untuk mengetahui nilai dan hasi pengamatan dengan jumlah skor maksimal dari jumlah populasi dan sampel. berdasarkan penelitian dan hasil pengamatan teknik dasar permainan bola kaki, yang mengalami cedera ringan pada permainan bola kaki 1 orang, mengalami cedera sedang 3 orang dan mengalami cedera berat 2 orang pada pertmuan kedua dimana pada saat melakukan praktek senam lantai jumlah siswa yang mengalami cedera ringan 2 orang, yang mengalami cedera sedang 2 orang dan siswa yang mengalami cedera berat 2 orang. Dan pada pertemuan yang terakir teknik dasar permainan bola voli, yang mengalami cedera ringan 2 orang ,cedera sedang 1, orang dan yang menalami cedera berat 2 orang. Dan peneliti mengambil kesimpulan pada saat melakukan test hari pertama, kedua, ketiga jumlah siswa yang mangalami cedera berjumlah 18 orang. senam lantai dan teknik dasar bola voli mengalami perubahan yang segnitif yakni : pertemuan pertama dengan pokok dasar bola kaki nilai pengamatan 55%, pertemuan kedua dengan pokok bahasa teknik dasar senam lantai 60%, dan pertemuan ketiga pada pokok pembahasan teknik dasar permainan bola voli 70%, dari ketiga pengamatan tersebut terbukti guru dapat mengurangi resiko cedera yang di alami siswa saat proses pembelajaran penjas.
776/17 | PTK PUSAT UKAW | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak di pinjamkan |
Tidak tersedia versi lain