Skripsi
Pengaruh penambahan tepung daun kelor(Moringa Oleifera)dan tepung singkong(Manihot Esculent Crantz)pada kadar abu dan kadar air produksi biskuit
Pengaruh Penambahan Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) Dan Tepung Singkong (Manihot esculenta Crantz) Pada Kadar Abu Dan Kadar Air Produk Biskuit 1)Nokas, P 2)Banoet, M. I. R 3)Nitsae, M ABSTRAK Tanaman Kelor(Morengaoleifera) merupakan tanaman yang digemari oleh masyarakat NTT, daunnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan obat-obatan. Tanaman kelor kaya akan β-karoten, vitamin C, kalium dan kalsium. Daun kelor mempunyai kandungan gizi yang sangat tinggi, dilihat dari nilai gizinya kandungan kelor terdiri dari protein, lemak, vitamin, dan mineral. Tanaman singkong (Manihot esculenta Crantz) merupakan produksi hasil pertanian pangan kedua setelah padi. Umbi singkong merupakan sumber karbohidrat yang sangat tinggi, sehingga mampu menyediakan energy dalam jumlah yang cukup besar dan rendah kadar lemaknya. Kadar air juga salah satu karakteristik yang sangat penting karena air dapat mempengarugi penampakan, tekstur, dan cita rasa pada bahan pangan. Kadar air yang tinggi dapat mengakibatkan bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembang biak sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan, sedangkan pentingnya kadar abu untuk mengetahui besar kandungan mineral yang terdapat dalam makanan atau pangan. Berdasarkan uraian diatas, yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh penambahan tepung daun kelor dan tepung singkong pada kadar abu dan kadar air produk biskuit? Tujuan penelitian ini untuk merngetahui pengaruh penambahan tepung daun kelor (Morenga oleifera)dan tepung singkong (Manihot esculenta Crantz) pada kadar abu dan kadar air produk biskuit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 kontrol 3 perlakuan dan 4 kali ulangan sehingga menghasilkan 16 unit percobaan. Data yang diperoleh telah dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) memberikan pengaruh sangat nyata (P>0,01) pada taraf signifikan 1% dan dilanjutkan dengan uji jarak nyata berganda Duncan. Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa perlakuan yang memiliki nilai rata-rata kadar air produk biskuit tertinggi terdapat pada perlakuan A (kontrol) tepung singkong dengan nilai rata-rata 5,670 yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan B 5,060, tetapi berbeda sangat nyata dengan perlakuan C 4,625 dan D 3,805, sedangkan nilai rata-rata kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan D 45% dengan nilai sebesar 4,100 yang berbeda sangat nyata dengan perlakuan lainnya. Katakunci:biskuitdaunkelor,kadarabudankadar air Keterangan: 1) Peneliti 2)Pembimbing I 3)PembimbingII
819/17 | PTK PUSAT UKAW | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak di pinjamkan |
Tidak tersedia versi lain