Skripsi
Studi kearifan lokal penangkapan nyale(Eunice sp)di desa Wura Homba Kecamatan Kodi Kabupaten Sumba Barat Daya,Propinsi Nusa Tenggara Timur
RINGKASAN
GREGORIUS GHERU HOUNA (12380019) Studi Kearifan Lokal Penangkapan Nyale (Eunice sp) di Desa Wura Homba Kecamatan Kodi Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur (Bawah bimbingan Umbu P.L.Dawa, S.Pi.,M.Sc, sebagai pembimbing I dan Pdt. Yetty Leyloh, S.Th, M.Hum sebagai pembimbing II). Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan, Universitas Kristen Artha Wacana- Kupang.
Nyale/cacing laut dapat dijumpai pada beberapa daerah di Indonesia dalam waktu yang berbeda. Oleh karena itu penyebutan Nyale/cacing laut ini berbeda-beda pula di setiap daerah yang dijumpai organisme ini. Nyale/cacing laut oleh masyarakat di Maluku menyebutkanya dengan istilah cacing laor, sedangkan di Lombok penyebutannya adalah Nyale. Pamungkas (2009) menyatakan bahwa cacing laor (Polychaeta) atau Nyale/cacing laut adalah salah satu biota khas perairan Maluku yang muncul pada bulan Maret atau April. Hadirnya Nyale/cacing laut di permukaan pada saat-saat tertentu, maka muncul mitos atau ilmu mitologi dibeberapa daerah di Indonesia. Adanya Nyale/cacing laut, maka adat budaya terbentuk di daerah-daerah tertentu, hal ini disebabkan karena Nyale/cacing laut dianggap sebagai tantda-tanda tertentu oleh para leluhur di daerah tersebut. Awal sejarah Nyale/cacing laut dianggap sebagai suatu adat budaya bagi suku Sumba karena kisah cinta segitiga atau perkawinan Putri Rabu Kabba dari Waiwurang dengan Umbu Dulla, namun suaminya menghilang dan diduga telah meninggal saat ke pantai selatan di Sumba Barat. Tujuan untuk mengetahui kearifan lokal penangkapan Nyale/cacing laut di Desa Wura Homba Kecamatan Kodi Kabupaten Sumba Barat Daya dan juga untuk mengetahui dampak dari penangkapan Nyale/cacing laut dalam ritual adat dari aspek ekologis. Penelitian ini telah dilaksakan pada bulan Pebruari 2017, bertempat di Desa Wura Homba, Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner dan wawancara yang mendalam dengan masyarakat di Desa Wura Homba. Penentuan besarnya sampel di gunakan menurut Arikunto, 2002 dalam Ratih, dkk, 2012, apabila subjek kurang dari 100, sebaiknya diambil semua sebagai populasi dalam penelitian. Jika subyeknya lebih besar maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%. Hasil penelitian Persepsi masyarakat terhadap penangkapan Nyale/cacing laut yaitu bahwa ritual adat penangkapan Nyale/cacing laut ini perlu dijaga dan dipertahankan. Hal ini karena sangat penting dalam tantanan kehidupan masyarakat adat. Masyarakat dapat melakukan pengambilan Nyale/cacing laut secara bersama- sama.
Kata Kunci: Studi Kearifan Lokal Penangkapan Nyale (Eunice sp)
GREGORIUS GHERU HOUNA (12380019) Local Learning Study Caughted Nyale (Eunice sp) in Wura Homba Village Kodi District Southwest Sumba Regency, East Nusa Tenggara Province (under supervision Umbu P. L. Dawa, S.Pi., M.Sc, as first supervisor and Pdt. Yetty Leyloh, S.Th, M.Hum as second supervisor). Water Resources Management Study Program, Faculty Fishery and Science Sea, Artha Wacana Christian University-Kupang. Nyale/sea worm can be found at some area in Indonesia in different time. Therefore mention Nyale/sea worm also different in each area. Nyale/sea worm by society in Maluku mention it with the term Cacing Laor while in Lombok, they mention it is Nyale. Pamungkas (2009) stated that Laor worm (Polychaeta) or Nyale/sea worm is one of the special animal in Maluku waters that appear on March or April. Nyale/sea worm present on surface of the sea in special time, so there were issues or mitology science in some area in Indonesia. Nyale/sea worm is present caused the traditional culture is formed in special area, this case happened because Nyale/sea worm considered as signs by all ancestors in area mentioned. The early history Nyale/sea worm considered as a tradition culture for Sumba tribe because triangel love story or wedding by Rabu Kabba from Waiwurang with Umbu Dulla, although Umbu Dulla is lost and the society in their village think that he had die when he went to southland at West Sumba. The aim of this research is to know the local learning caughted Nyale/sea worm in Wura Homba village Kodi district Southwest Sumba Regency and also to know the cause from caughted Nyale/sea worm in traditional rituals from ecological aspects. This research have been doing on February 2017, located in Wura Homba Village, Kodi District Southwest Sumba Regency East Nusa Tenggara Province. Technic analysis data used questionnary and interview with society in Wura Homba Village. Determination the large of the sample according to Arikunto, 2002 in Ratih, ed, 2012, if the subject less than 100, better to take all subject as population in this research, if the subject more than 100 can take between 10-15% or 20-25%. The result of this research about perception of society in caughted Nyale/sea worm that is traditional rituals caughted Nyale/sea worm need to keep and protect. In this case because it is really important in extreme life of traditional society. Society can taking Nyale/sea worm together.
Keywords: Local Learning Study Caughted Nyale (Eunice sp)
805/17 | PTK PUSAT UKAW | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak di pinjamkan |
Tidak tersedia versi lain