Skripsi
IZEBEL:Putri Sidon,Ratu Israel.Suatu Kajian Eksegetis terhadap I Raja-Raja 21:8-10 Sumbangannya bagi model kepemimpinan Politis Indonesia Saat ini
ABSTRAK
Allah mengangkat seorang pemimpin Israel dalam situasi gawat. Ketika musuh Israel – bangsa-bangsa asing – ingin menindas dan mengancam identitas bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah, maka seorang pemimpin diangkat oleh Allah demi mempertahan kemerdekaan bangsa Israel dan mengatur masyarakat berdasarkan hukum-hukum yang diperoleh di Gunung Sinai. Hukum-hukum itu – Sepuluh Hukum, hukum upacara yang mengatur ibadah dalam Kemah Tuhan dan hukum-hukum sipil – berperan sebagai pagar yang melindungi dan memisahkan mereka dengan bangsa-bangsa asing. Dengan mematuhi semuanya itu maka mereka akan tetap dituntun untuk selalu hidup kudus sebab Allah yang mereka sembah adalah kudus. Pemimpin yang diangkat di Israel berbeda dengan pemimpin-pemimpin asing. Pemimpin Israel memimpin dengan sistem pemerintahan teokrasi dan pemimpin-pemimpin asing menerapkan sistem monarki mutlak. Kuasa yang ada pada pemimpin Israel merupakan kuasa yang berasal dari pemberian Allah dan bukan kuasa yang didapatkan dari upaya atau kemampuannya sendiri. Kuasanya merupakan kuasa yang bertanggung jawab. Sebagai seorang manusia, seorang pemimpin yang diberi kuasa untuk memerintah oleh Allah akan mempertanggungjawabkan setiap tindakannya dalam memakai kuasa yang diberikan itu di hadapan Allah. Pengangkatan seorang pemimpin di Israel selalu disertai dengan kewajiban-kewajiban yang harus ia lakukan dengan setia. Kewajiban yang paling utama yang harus ia lakukan adalah memelihara ibadah kepala Allah dan menyingkirkan dewa-dewi bangsa asing. Setelah melakukan kewajiban tersebut, maka seorang pemimpin haruslah berperan sebagai pembebas; mengadili dengan benar dan memerintah dengan bijaksana; serta membawa kesejahteraan bagi rakyatnya. Semua kewajiban ini haruslah dilakukan dalam terang hukum- hukum Allah. Pemimpin yang menaati semuanya itu dengan tulus hati akan memperoleh berkat dan perbuatannya itu akan tetap diperhitungkan Allah sampai pada keturunannya dari generasi ke generasi. Tetapi bagi pemimpin yang memberontak pada ketetapan dan perintah Allah, maka ia akan menerima hukuman dan damai sejahtera dari Allah tidak akan ada padanya. Kisah tentang penggunaan kuasa yang ditunjukkan oleh Izebel dengan semena-mena disajikan sebagai bahan pelajaran yang dirasa cukup relevan dengan konteks politik Indonesia saat ini. Budaya berpolitik Indonesia yang diwarnai dengan korupsi atau penyelewengan penggunaan kuasa demi kepentingan pribadi atau kelompok menjadi kegagalan pahit dalam negeri demokratis ini. Para pejabat negara atau wakil rakyat yang dipilih dan terpilih oleh rakyat pun menorehkan figur pemimpin yang tidak lagi mampu memegang kepercayaan rakyat dalam mengupayakan kesejahteraan rakyat. Karya ilmiah ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pada model kepemimpinan politis Indonesia saat ini. Dalam konteks politik Indonesia yang dinilai gagal dalam menerapkan sistem pemerintahan demokrasi oleh karena perbuatan dari beberapa politikus atau pejabat negara yang terlibat dalam kasus korupsi, maka karya ilmiah ini dapat menjadi salah satu referensi bagaimana orang Kristen memandang jabatan seorang pemimpin. Sumbangan yang diberikan berkaitan dengan kesadaran seorang pemimpin tentang kedudukannya dan penerapan kuasa yang dipegang secara tepat.
890/17 | PTK PUSAT UKAW | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak di pinjamkan |
Tidak tersedia versi lain