Skripsi
MOTIF KORKASE:Suatu tinjaun teologi kontekstual terhadap pemahaman GMIT Siloam Batuna tentang Motif Tenunan Korkase yang disejajarkan dengan simbol Roh Kudus
ABSTRAK
GMIT Siloam Batuna terletak di Desa Tunbaun, Kecamatan Amarasi Barat. Dalam kehidupan berjemaat dan bermasyarakat, orang-orang yang ada di Desa ini masih sangat memilihara budaya-budaya tradisional yang terus diturunkan dari generasi ke generasi. Salah satu budaya yang masih dipertahankan adalah budaya menenun beragam motif yang bercerita tentang kebudayaaan, tradisi atau pola hidup,serta kepercayaan masyarakat Amarasi. Pengetahuan menenun merupakan ajaran yang diturunkan dari nenek moyang kepada perempuan. Hal ini terlihat dari kebudayaan Atoni Meto ketika seorang anak dilahirkan. Dalam hal ini sudah ada pembagian pekerjaan antara laki-laki dan perempuan, yakni laki-laki bertugas di kebun sedangkan perempuan bekerja menenun di rumah. Pengetahuan ini bukan hanya tentang menenun, tetapi juga mengenai warna yang motif tertentu yang akan dibuat. Warna dasar pembuatan kain tenunan masyarakat Amarasi adalah merah bata, hitam dan putih, sedangkan jenis motif tenunan sampai sekarang masih terpelihara berbagai macam jenis motif khas Amarasi. Penulis memberikan perhatian secara khusus pada salah satu motif tenunan khas Amarasi yang disebut korkase. Motif tenunan ini berkembang dengan pemahaman bahwa korkase adalah jenis burung merpati yang melambangkan simbol kehadiran Roh Kudus. Pokok ini menuntut penulis untuk melihat kembali akan sejarah dan konteks pembuatannya. Motif tenunan korkase sama sekali bukan gambaran yang dimaksudkan untuk memperkenalkan simbol kehadiran Roh Kudus, tetapi menarik bahwa motif ini yang dikerjakan oleh para perempuan Amarasi terbentuk dari bagian-bagian yang menceritakan kepercayaan dan kebudayaan masyarakat Amarasi. Kepala motif burung dalam tenunan korkase menggambarkan idealnya seorang pemimpin, sayap motif tenunan korkase menggambarkan peran aktif Yang Ilahi dalam kehidupan manusia dan ekor tenunan korkase menggambarkan simbol hikmat perempuan. Model Antropologis dari Bevans menolong penulis untuk menemukan nilai- nilai dari motif tenunan korkase yang dapat menyumbangkan hal-hal positif bagi pemberitaan Injil. Kesaksian Alkitab menjadi dasar untuk melihat dan mengembangkan suatu refleksi mengenai nilai-nilai dari motif tenunan korkase. Seperti idealnya seorang pemimpin ialah meneladani pola kepemimpin Yesus Kristus (Markus 10:35-45). Seorang pemimpin bukan menjadi penguasa yang memerintah tetapi menjadi pelayan bagi mereka yang dipimpin. Keluaran 3:14 menyaksikan bahwa Allah telah ada sejak semula dan berperan aktif sebagai pelayan dalam kehidupan manusia. Allah juga tidak hanya menciptakan dan mengasihi laki-laki, tetapi Ia juga menciptakan dan mengasihi perempuan dengan karunia hikmat (Kej 2:4b- 25). Kontekstualisasi pneumatologi yang diupayakan oleh jemaat GMIT Siloam Batuna, nilai-nilai dari motif tenunan korkase memberikan gambaran mengenai kehadiran Roh Kudus. Roh Kudus adalah Roh Allah yang suci, sebagai penggerak yang aktif sejak semula dalam dunia dan dalam kehidupan manusia. Roh Kudus juga adalah Roh Hikmat yang menginspirasi budaya dan kreatifitas manusia.
v
882/17 | PTK PUSAT UKAW | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak di pinjamkan |
Tidak tersedia versi lain