Skripsi
MAKNA SALIB BAGI JEMAAT:Suatu tinjauan teologis terhadap fenomena perlombaan pembuatan Salib dan implikasinya bagi Jemaat GMIT Gloria Kayu Putih Klasis Kupang Tengah
ABSTRAK
Perayaan Paskah merupakan momentum di mana umat Kristen memperingati pengorbanan Tuhan Yesus. Lewat penderitaan dan kesengsaraan Tuhan Yesus di kayu salib, menyelamatkan manusia dan dunia ini dari maut. Tuhan Yesus rela menderita, dihina, disiksa, dimaki, menggantikan manusia untuk menebus menusia dari dosa. Karya penyelamatan yang Tuhan Yesus kerjakan demi memperdamaikan dan menyatukan kembali hubungan manusia dan Allah yang terputus karena dosa. Pada 4 tahun belakangan ini, jemaat-jemaat GMIT di Kota Kupang mengadakan perlombaan membuat dan menghias salib untuk memeriahkan perayaan Paskah. Perlombaan ini pun dilakukan oleh jemaat GMIT Gloria Kayu Putih-Teritori IV Klasis Kupang Tengah. Perlombaan ini dilakukan pada saat menyongsong hari Paskah. Perlombaan ini dimaksudkan untuk mengenang dan menghayati kembali kesengsaraan yang dialami Tuhan Yesus pada 2000 tahun yang lalu. Akan tetapi dalam pelaksanaannya salib yang dibuat saat ini adalah salib yang mewah dan glamor. Salib tersebut dihiasi dengan berbagai aksesoris yang indah sehingga membuat orang menjadi bahagia dan sukacita melihat salib itu. Hal itu memang tidaklah salah karena dari salib itu kita telah ditebus, dan menjadi kabar sukacita bagi kita. Tetapi ketika dilihat perlombaan membuat dan menghias salib itu tidak dilakukan oleh jemaat untuk menghayati kembali pengorbanan dan penderitaan dari Tuhan Yesus untuk menebus manusia. Sehingga nampaknya salib yang dibuat saat ini berbeda dengan salib Tuhan Yesus pada 2000 tahun lalu. Dan yang menjadi masalahnya lagi ialah kurangnya pemahaman yang benar akan makna dari salib itu. Sehingga kegiatan perlombaan salib itu menjadi tidak membawa dampak positif bagi pertumbuhan iman jemaat. Ketika jemaat membuat dan menghias salib, salib di hias dengan berbagai aksesoris yang mewah dan indah. Ditambah lagi dengan kerlap-kerlip lampu natal dan ada juga yang menambahnya dengan menaruh Sound System/ speaker/ pengeras suara untuk dapat menjadi penghibur di situ. Karenanya, setelah perlombaan salib itu berlangsung, tempat salib itu berubah menjadi tempat nongkrong. Dimana para pemuda duduk begadang, meminum minuman keras hingga mengganggu waktu istirahat warga. Hal-hal seperti ini menurunkan nilai atau makna dari salib itu dan tidak memberi sumbangsi bagi pertumbuhan iman para pemuda dan semua jemaat yang turut berpartisipasi dalam kegiatan membuat dan menghias salib tersebut. Dengan adanya tiang-tiang salib di setiap tempat, diharapkan mengingatkan kembali bahwa tujuan hidup manusia adalah menjalankan misi Allah. Keberadaan perlombaan salib seharusnya memberi semangat baru bagi kita sebagai umat tebusan untuk menjalankan tugas kita. Hal terpenting bukanlah mengenai lomba, sebab lomba hanyalah sebagai ajang kompetisi untuk mendapatkan hadiah. Hal terpenting dari salib adalah bagaimana kita bisa menghayati karya penyelamatan Tuhan dan menjalankan tugas mengabarkan Injil di mana pun berada. Hidup dan keadaan kita haruslah mencerminkan sebagai orang tebusan. Karna hidup kita ini adalah salib yang kita pikul, maka haruslah kita belajar dari sosok Tuhan Yesus agar kita mampu bertahan menanggung beratnya salib itu.
879/17 | PTK PUSAT UKAW | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak di pinjamkan |
Tidak tersedia versi lain