Skripsi
NIUTSAE:Suatu tinjauan teologis terhadap Pemahaman jemaat GMIT Syalom Nenas di Klasis Mollo Utara tentang Praktek Niutsae
ABSTRAK
Fenomena kerasukan telah terjadi di berbagai belahan dunia dari zaman dahulu hingga zaman sekarang, termasuk pada zaman Alkitab, yakni zaman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Pada masa itu, diyakini bahwa kerasukan disebabkan oleh roh jahat/setan/iblis. Pada masa sekarang pun keyakinan tersebut masih dipegang oleh sebagian besar orang. Namun, ada sebagian orang juga meyakini bahwa kerasukan tidak hanya dapat disebabkan oleh rasuknya roh jahat/setan/iblis, tetapi juga disebabkan oleh rasuknya arwah orang mati. Keyakinan ini dipegang oleh sebagian besar atoni Meto (orang Timor), khususnya atoni Meto dari Desa Nenas yang juga merupakan anggota jemaat di Jemaat GMIT Syalom Nenas, klasis Mollo Utara. Rasuknya arwah orang mati di dalam tubuh orang hidupinidalam bahasa Timor disebutniutsae. Niutsae sering terjadi di tengah-tengah kehidupan Jemaat GMIT Syalom Nenas. Melalui hasil penelitian diperoleh informasi, bahwa dari dulu hingga sekarang pada setiap tahun, pasti ada kurang lebih 10 orang jemaat yang mengalaminya di saat ada peristiwa kematian, ada masalah dalam keluarga dan ada keinginan dari arwah orang meninggal untuk berbicara, serta adanya masalah-masalah adat. Orang yang mengalaminya kebanyakan perempuan (90 %). Melalui peristiwa tersebut, sebagian besar jemaat mempercayai arwah orang mati dan meyakini, bahwa arwahitudapat berkomunikasi dengan orang hidup. Hasil analisis penulis, memperlihatkan bahwa ada faktor-faktor yang menjadi latar belakang terjadinya niutsae dan munculnya pemahaman yang salah oleh jemaat tentang praktek tersebut. Faktor-faktor itu, ialah pertama faktor kepercayaan tradisional/lokal. Dengan masih melekatnya kepercayaan tradisional/lokal, maka jemaat masih mempercayai dewa-dewa, makhluk halus dan roh-roh atau arwah orang mati. Kedua, faktor spiritual. Orang yang mengalami niutsae dapat juga dipengaruhi oleh spiritualitasnya, yang mana kurang adanya hubungan yang intim antara dia dengan Allah. Ketiga, faktor psikologis. Secara ilmiah, kerasukan dapat disebabkan oleh faktor psikologis dari dalam diri seseorang. Keempat,faktor gender. Dengan melihat kenyataan, bahwa yang dominan mengalami niutsae adalah perempuan, maka dapat menunjukkan adanya kaitan dengan kekuasaan laki-laki di dalam lingkup kehidupan mereka. Perempuan dapat menjadikan niutsae sebagai sarana untuk menyampaikan pendapat, karena hanya diberi sedikit ruang untuk berbicara. Kelima, faktor pendidikan. Dengan rendahnya tingkat pendidikan jemaat, maka dapat membuat mereka memiliki pemahaman yang salah mengenai niutsae. Keenam, faktor pelayanan pastoral gereja. Dengan tidak adanya pelayanan pastoral dari pihak gereja, termasuk di dalamnya pelayanan pastoral duka, maka jemaat bagaikan domba tanpa gembala yang tidak mengetahui jalan yang benar. Pelayanan dan perhatian gereja yang sangat minim kepada jemaat, membuat mereka yang walaupun telah memeluk agama Kristen, tetapi kepercayaan tradisional/lokal masih melekat dalam diri mereka. Alkitab banyak berbicara mengenai kerasukan yang disebabkan oleh iblis/setan/roh jahat. Namun, Alkitab tidak pernah berbicara kerasukan yang disebabkan oleh arwah orang mati. Arwah orang mati tidak dapat berkomunikasi dengan manusia tanpa dipanggil. Namun, secara khusus dalam Ulangan 18:11-12, berbicara mengenai larangan Allah kepada umat-Nya untuk tidak sekali-kali berkomunikasi dengan arwah orang mati, sihir, dll. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penyebab niutsae (yang terjadi dengan tiba-tiba) bukanlah arwah orang mati melainkan iblis. Hal ini harus menjadi jelas bagi seluruh jemaat, agar mereka tidak jatuh dalam jerat iblis untuk menduakan Allah. Yang berperan penting dalam menjernihkan pemahaman jemaat adalah seorang gembala/pendeta. Pelayanan yang dapat dilakukakannya terkait masalah ini ialah pelayanan pastoral, khususnya pelayanan pastoral duka yang tidak hanya memberikan tafsiran yang benar akan niutsae, tetapi juga menolong jemaat untuk dapat mengatasi kedukaan/kesedihan mereka.
877/17 | PTK PUSAT UKAW | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak di pinjamkan |
Tidak tersedia versi lain