Skripsi
KONFLIK DAN PERPINDAHAN JEMAAT GMIT:Studi kasus pembangunan jemaat terhadap konflik dan perpindahan jemaat GMIT Paulus Baumi Klasis Alor Tengah Utara
ABSTRAK
Jemaat GMIT Paulus Baumi merupakan salah satu jemaat mandiri yang berada di wilayah Klasis Alor Tengah Utara. Jemaat ini terdiri atas 122 KK dengan jumlah jiwa 457 jiwa. Dalam jemaat ini hubungan kekeluargaan sangat dekat. Tetapi karena hubungan antara manusia dengan Tuhan serta antara sesama dengan sesama tidak terjaga maka terjadi konflik antara kedua belah pihak keluarga dalam jemaat tersebut. Konflik ini berawal dari masalah pribadi yang tidak diselesaikan secara kekeluargaan tetapi dengan tindakan kekerasan, sehingga hubungan antara kedua belah pihak keluarga tidak harmonis lagi dan akhirnya berpengaruh pada organisasi gereja. Di mana ada 6 KK yang mengajukan surat pernyataan kepada Jemaat GMIT Paulus Baumi untuk pindah ke GBI Rock Ministry Tombang. Ketika mereka mengajukan surat pernyataan, gereja tidak melakukan pendekatan tetapi langsung membacakannya kepada jemaat. Setelah surat pernyataan sudah dibacakan baru gereja melakukan pendekatan tetapi mereka tetap mempertahankan keputusan mereka untuk pindah jemaat. Dengan demikian, konflik dan perpindahan jemaat GMIT menjadi fokus penulisan skripsi dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab perpindahan jemaat GMIT. Dalam Jemaat GMIT Paulus Baumi kepemimpinan seorang pendeta menjadi faktor penyebab perpindahan jemaat GMIT Paulus Baumi ke denominasi lain. Hal ini dikarenakan pendeta tidak melaksanakan tugasnya dengan baik dan lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama. Padahal sebagai seorang pemimpin harus menunjukan sikap kepemimpinan yang menjadi teladan dan membawa perubahan bagi satu jemaat yang dipimpinnya. Selain itu, sebagai seorang pemimpin harus berpegang teguh pada komitmen pelayanannya, sehingga bukan saja pelayanan setiap hari minggu di gereja tetapi pelayanan pastoral juga harus dilakukan. Agar apa yang menjadi pergumulan jemaat dapat diatasi karena pendeta sangat memegang peranan penting dalam mengelola pelayanan bersama semua unsur pelayanan gereja demi menjawab tuntutan pelayanan dalam konteks pergumulan jemaat. Jemaat yang berpindah juga masih memiliki kesamaan suku dan ikatan kekeluarga. Karena mereka menganggap bahwa jika pindah ke denominasi lain, maka akan mendapatkan kedamaian dan ketenangan serta bebas dari masalah. Dari sini terlihat bahwa spritualitas mereka sangat rendah. Dengan demikian, gereja harus melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, memberi pemahaman kepada jemaat sebagai persekutuan keluarga Allah dan menunjukan kepemimpinan yang melayani sehingga tidak menjadi pemicu perpecahan dalam jemaat.
868/17 | PTK PUSAT UKAW | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak di pinjamkan |
Tidak tersedia versi lain