Skripsi
MEMAHAMI PENYEMBUHAN TRADISIONAL:Sebuah tinjauan teologi kontekstual terhadap penyembuhan tradisional di Jemaat Ebenhaezer Tarus Barat
ABSTRAK Ketika sakit, segala kegiatan manusia sangat dibatasi. Bagian tubuh yang sakit bisa membuat manusia kehilangan semangat dan tidak fokus menjalani kehidupan setiap hari. Untuk menjawab kebutuhan manusia akan kesembuhan, dengan perkembangan zaman sudah ada fasilitas kesehatan yaitu medis/modern. Kadangkala dalam kenyataan, ada penyakit yang tidak bisa didiagnosa dan disembuhkan oleh medis/modern. Ini membuat masyarakat terkadang tidak nyaman, apalagi biaya yang mahal. Oleh karena itu ada alternatif penyembuhan lain, yaitu penyembuhan tradisional yang dikenal sebagai penyembuhan non- medis/kuno. Di Jemaat Ebenhaezer Tarus Barat, Kelurahan Tarus penyembuhan tradisional dijadikan sebagai suatu kebiasaan yang sudah ada sejak dulu. Penyembuhan tradisional dikenal karena ramuan obat yang berkhasiat dari tumbuh-tumbuhan. Selain itu penyembuhan tradisional juga dikenal karena ada orang-orang tertentu yang memiliki kemampuan menyembuhkan. Orang-orang ini disebut penyembuh tradisional. Cara penyembuh tradisional mengetahui penyakit berbeda dengan cara dokter medis/modern. Jika dokter mendiagnosa dengan menggunakan alat canggih dan melihat gejala-gejala lewat perubahan dalam tubuh, namun para penyembuh tradisional mengetahuinya lewat cerita sakit dan pengeluhan badan yang tidak mengalami perubahan dengan bantuan medis/modern dari diagnosa. Cara/proses yang dipakai oleh para penyembuh umumnya yaitu sumbur, urut dan tiup. Ada dua orang bahkan lebih, para penyembuh tradisional yang selalu didatangi Jemaat Ebenhaezer Tarus Barat ketika sakit agar disembuhkan. Kebanyakan yang ditolong ialah jemaat yang oleh medis/modern tidak bisa didiagnosa sakit dan karena alasan ekonomi. Penyembuhan alternatif dipilih karena mudah dan murah. Fenomena praktik penyembuhan tradisional ini, ternyata oleh jemaat ditanggapi dengan sikap menerima dan menolak. Sikap menerima karena diyakini para penyembuh mendapat kekuatan dari Tuhan untuk menyembuhkan. Sedangkan sikap menolak disikapi lewat kecurigaan tentang kemampuan menyembuhkan menggunakan kuasa diluar Tuhan. Ada cerita pengalaman bagaimana mereka mendapat kemampuan penyembuhan yaitu lewat belajar khasiat ramuan obat, kemampuan penyembuhan mereka sudah turun-temurun dari marga/fam tertentu dan merupakan karunia dari Tuhan. Maka munculah pertanyaan dalam fenomena praktik penyembuhan tradisional, Jemaat Ebenhaezer Tarus Barat dengan pertanyaan: apakah penyembuhan tradisional bisa terus digunakan dan bagaimanakah Agama Kristen melihat fenomena praktik penyembuhan tradisional yang masih diupayakan jemaat sebagai alternatif mencari penyembuhan? Dan apakah para penyembuh tradisional melakukan penyembuhan sesuai dengan terang Firman Allah? Melalui terang Alkitab, sumber-sumber teologis dan pakar teologis, dapat membantu menjawab pertanyaan jemaat. Alkitab Perjanjian Lama, menceritakan kisah penyembuahan lewat tabib dan para nabi Allah serta bermacam ramuan obat zaman dulu. Alkitab Perjanjian Baru juga menceritakan kisah Yesus yang menjadi penyembuh dengan kuasaNya sendiri menyembuhkan berbagai penyakit dan cara yang bermacam-macam. Belajar dari kisah Alkitab tentang penyembuhan, maka para penyembuh tradisional di Jemaat Ebenhaezer Tarus Barat meyakini bahwa mereka pun diberikan karunia melalui kemampuan menyembuhkan dan pengetahuan ramuan tradisional. Oleh sebab itu, penyembuhan tradisional bisa terus dipakai oleh jemaat asal harus sesuai dengan terang Allah. Tujuan Tuhan memberikan karunia kepada para penyembuh tradisional, agar manusia bisa melihat Kemahakuasaan dan kasih Allah dalam setiap pribadi ciptaanNya. Kehadiran Allah menjadi nyata dalam ciptaan sebagai agen penyelamatan. Lebih dari pada itu, Yesus ingin menunjukkan dirinya sebagai seorang Penyembuh Ilahi, yang memiliki kuasa dan kemurahan.
892/17 | PTK PUSAT UKAW | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak di pinjamkan |
Tidak tersedia versi lain