Skripsi
NABI ISMAEL: Suatu Tinjauan Teologi Agama-agama terhadap Pemberian Nama Nabi Ismael bagi mata Jemaat Ilawe,klasis Teluk Kabola,dan Implikasnya bagi Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
ABSTRAK
Marselianus Asakameng; NABI ISMAEL; “Suatu Tinjauan Teologi Agama- agama Terhadap Pemberian Nama Nabi Ismael bagi Mata Jemaat Ilawe, Klasis Teluk Kabola, dan Implikasinya bagi Kerukunan Umat Beragama†Pembimbing I: Pdt.Dr. Fredrik Y.A. Doeka; Pembimbing II: Pdt. Bobby D. Nalle, S.Th.MA.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk. Kemajemukan tersebut terlihat dari perbedaan suku, ras, bahasa, dan khususnya agama. Toleransi dan kerukunan menjadi wacana yang diproklamirkan untuk membangun kehidupan yang rukun antar umat beragama. Namun demikian, dalam kenyataan, tidak sedikit pula persoalan dan kekerasan yang terjadi di bangsa ini dengan mengatasnamakan agama. Berbeda dengan kenyataan ini, saat masyarakat bergumul dengan bentrok antar agama, di saat yang sama pula masyarakat Ilawe tetap bekerja sama untuk menjaga dan membangun kerukunan antar umat beragama di Ilawe. Hal ini ditandai dengan nama Jemaat Ilawe, yaitu nama Nabi Ismael dipakai sebagai nama jemaat tersebut. Pemberian nama ini merupakan pemberian yang lazim terjadi karena menurut tradisi Nabi Ismael adalah leluhur umat Islam. Karena itu, penulis meneliti latar belakang pemberian nama, mencari tinjauan teologi agama-agama terhadap pemberian nama tersebut. Sehingga yang menjadi tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui latar belakang pemberian nama dan mencari pendangan teologi agama-agama, yaitu Kristen dan Islam. Dapat dilihat bahwa pemberian nama ini merupakan pemberian nama yang lazim, yakni nama Nabi Ismael dipakai sebagai nama jemaat Kristen. Dalam Alkitab, Ismael adalah anak yang dikorbankan atau dibuang. Sedangkan dalam Al-Qur’an Ismael tokoh yang sangat diterimah dan diakui, dan sudah menjadi keyakinan umat Islam bahwa Nabi Ismael adalah leluhur mereka. Namun demikian, bagi Jemaat Ilawe dan masyarakat Alila Timur pada umunya, hal tidak tidak menjadi persoalan dan tidak dipedulikan oleh mereka. Segalah macam perbedaan persepsi dan perdebatan teologis apakah ia adalah nenek moyang agama Islam atau karena ia juga merupakan anak Abraham tidak dipedulikan oleh mereka, yang dipedulikan dan yang terpenting bagi mereka adalah hubungan kekerabatan atau persaudaraan mereka yang sudah terbangun sejak dahulu itu tetap terjaga. Oleh karena itu nama Nabi Ismael diberikan sebagai nama Jemaat Ilawe.
Dalam tinjaua teologi Agama-agama pemberian nama ini bertujuan untuk menjadi jembatan yang dapat menghubungkan umat Kristen dan Islam di Ilawe dalam membangun kerukunan dan toleransi antar umat beragamaa. Pemberian nama ini juga merupakan sebuah proyek jangka panjang untuk menjaga kekeluargaan dan keutuhan ciptaan Tuhan yang pluralis. Pluralisme agama merupakan titik tolak untuk membangun kerukunan dan toleransi antar umat beragama. Oleh karena itu, pluralisme agama harus dimaknai sebagai kepelbagaian respons manusia kepada Allah yang telah menciptakan dan memelihara mereka. Dengan demikian, maka saling menerima dan mengakui adalah sikap dasar dalam membangun kehidupan bersama dalam masyarakat yang plural ini.
Kata kunci: Kerukunan, Toleransi, Kekerabatan atau persaudaraan, Pluralisme.
896/17 | PTK PUSAT UKAW | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak di pinjamkan |
Tidak tersedia versi lain