Skripsi

Analisis Break Even Point untuk Perencanaan Laba pada toko Paris Bakery

---

ABSTRAK
Perusahaan dalam bentuk bisnis apapun selalu menghadapi ketidakpastian laba yang akan diperoleh. Ketidakpastian tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya volume produksi, harga jual, dan kondisi ekonomi. Oleh karena itu, dalam merencanakan laba di masa datang, perusahaan harus mempertimbangakan kondisi-kondisi tersebut. Untuk bisa bertahan dalam bisnis, pengusaha harus berusaha minimal mempertahankan volume penjualan, karena kal ini akan mempengaruhi pendapatan dan pada akhirnya mengarah pada pencapaian laba yang diharapkan. Ukuran laba sering dipakai untuk mengukur keberhasilan bisnis suatu perusahaan. Sementara itu, laba dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu harga jual produk, biaya dan volume penjualan (Mulyadi 1993: 467). Beberapa penelitian terdahulu misalnya Wijaya (2011) yang menemukan bahwa analisis terhadap biaya, volume dan laba sangat bermanfaat untuk perencanaan laba masa depan, apabila pengusaha menghadapi keterbatasan-keterbatasan sumberdaya. Demikian pula Utami dan Kuang (2003) mengemukakan bahwa aplikasi analisis cost-volume-profit merupakan alat yang bermanfaat untuk perencanaan laba di masa datang. Toko Paris Bakery yang menjadi objek penelitian ini merupakan suatu perusahan yang membuat dan memasarkan beberapa jenis roti yang diproduksi sendiri. Penelitian awal menemukan bahwa perusahaan ini didirikan tahun 1994 dengan produk unggulan roti tawar, roti manis dan roti tiga rasa. Pemilik Paris Bakery berkeinginan meningkatkan produksi dan penjualan agar memperoleh laba lebih besar, setidak-tidaknya 150% dari nilai penjualan pada tahun 2016. Oleh karenanya pemilik perusahaan ini menghadapi masalah penentuan jumlah produksi dengan mempertimbangkan karga faktor produksi agar tujuannya tercapai. Penelitian ini akan dilakukan dengan mereplikasi penelitian terdahulu dengan memperhatikan perbedaan dalam objek, lokasi dan jenis perusahaan. Berdasarkan pernyataan- pernyataan tersebut di atas, maka saya tertarik untuk meneliti lebih jauh lagi tentang analisis break even point untuk perencanaan laba pada toko Paris Bakery. Oleh sebab itu, judul penelitian ini penulis angkat dengan judul penelitian ANALISIS BREAK EVEN POINT UNTUK PERENCANAAN LABA PADA TOKO PARIS BAKERY. Berdasarkan judul tersebut, masalah penelitian ini adalah Break Even Point untuk perencanaan laba pada Toko Paris Bakery. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunan analisis break even point dalam perencanaan laba pada Toko Paris Bakery. Terdapat dua konsep teori dipakai dalam penelitian ini yaitu Break even point dan Perencanaan laba. Break event point dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian, dengan kata lain keadaan tersebut posisi keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Populasi penelitian ini adalah data penjualan, harga, dan volume produksi selama tahun 2016-2017, sedangkan sampelnya adalah data yang sama untuk tahun 2016. Data-data yang dibutuhkan diperoleh melalui teknik dokumentasi. Dengan teknik tersebut data yang dihimpun adalah data harga jual per unit, data biaya produksi dan data biaya non produksi. Data yang dihimpun selanjutnya

xiii
dianalisis melalui analisis pendahuluan yang mendiskripsikan konsep berdasarkan indikator empirik dan analisis lanjutan untuk menjawab persoalan penelitian. Seperti bentuk usaha lainnya, Paris Bakery sebuah perusahaan roti juga mengharapkan adanya peningkatan penghasilan dan laba dari produk yang dihasilkan dan dijual. Untuk kepentingan tersebut, analisis biaya-volume-laba serta analisis impas dibutuhkan dalam rangka merencanakan berapa produksi harus dibuat dan dipasarkan untuk memperoleh target laba tertentu. Hasil penelitian adalah bahwa Toko Paris Bakery menjual produk yang diproduksi sendiri diantaranya yang menjadi unggulan adalah tiga jenis produk roti yaitu roti tawar, roti manis dan roti tiga rasa. Pada akhir tahun 2016, perusahaan ini telah menghasilkan laba sebesar Rp573.744.462 dari produk roti tawar, Rp100.238.068 dari produk roti manis Rp32.831.272 dari produk roti tiga rasa. Untuk tahun 2017, perusahaan berencana meningkatkan laba hingga 150% dari penjualan tahun 2016. analisis perlu dilakukan untuk mengetahui berapa unit produksi dan penjualan harus dilakukan untuk ketiga produk tersebut agar target laba bisa tercapai. Dengan analisis yang dilakukan, agar Paris Bakery bisa mencapai target laba tersebut maka harus memproduksi dan menjual Hasil analisis menemukan bawa untuk mencapai rencaana laba tahun 2017 sebesar 150% dari laba tahun sebelumnya untuk masing-masing ketiga produk unggulannya, maka perusahaan harus dapat memproduksi dan menjual 181.421 bungkus roti tawar, 94.003 roti manis dan 32.869 roti tiga rasa. Dengan tingkat produksi untuk masing-masing produ seperti itu, laba yang diharapkan dari penjualan roti tawar menjadi Rp860.616.693, roti manis Rp150.357.102 dan roti tiga rasa Rp49.246.908. Berdasarkan penjelasan di atas, hasil penelitian ini bisa menunjukkan bahwa analisis biaya-volume-laba yang dipakai dalam analisis impas (break even point) dapat dipakai dalam merencanakan sejumlah produksi untuk komposisi roduk tertentu guna memperoleh laba yang direncanakan setahun yang akan datang. Penelitian ini menyimpulkan bahwa analiis impas (break even point) dapat dipakai untuk merencanakan jumlah produksi yang dihasilkan dan dijual agar tercapai laba yang direncanakan di masa datang. Toko Paris Bakery harus memproduksi dan menjual minimal 181.421 bungkus roti tawar, 94.003 roti manis dan 32.869 roti tiga rasa, agar terget laba tahun 2017 sebesar 150% dari laba tahun 2016 dapat tercapai. Dalam hal ini, laba masing-masing produk sesuai target tahun 2017 adalah untuk produk roti tawar Rp860.616.693, roti manis Rp150.357.102 dan roti tiga rasa Rp49.246.908. Hasil penelitian ini mendukung apa yang disampaikan oleh Mulyadi (2004: 223) bahwa “analisis biaya volume laba merupakanteknik untukmenghitung dampak perubahan harga jual,volume penjualan, dan biaya terhadap laba, untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek.” Hasil penelitian ini juga sesuai dengan yang disampaikan oleh Supriyono(2004: 218), bahwa ukuran yang sering dipakai untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah laba yang diperoleh perusahaan. Laba terutama dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu volume produk yang dijual, harga jual produk, dan biaya. Ketiga faktor ini saling berkaitan,oleh karena itu dalam perencanaan laba jangka pendek, hubungan biaya, volume dan laba

xiv
memegang peranan yang sangat penting. Perencanaan laba adalah rencana kerja yang dapat diperhitungkan dengan cermat dimana implikasi keuangan dinyatakan dalam bentuk proyeksi perhitungan rugi-laba, neraca kas, modal kerja untuk jangka panjang dan jangka pendek. Peneliti menyarankan kepada Toko Paris Bakery untuk (a) mulai menerapkan analisis impas ini dalam merencanakan jumlah produksi minimal untuk setiap jenis produksi, agar laba yang direncanakan bisa lebih dipastikan, (b) memisahkan tenaga kerja yang ada berdasarkan jenis produksi, agar perhitungan biaya variabel per unit produk bisa lebih teliti, dan (c) karena biaya tenaga kerja ternyata tidak bersifat variabel terhadap jumlah produksi, maka bisa juga biaya tenaga kerja dijadikan sebagai komponen biaya tetap.

---

Ketersediaan

1110/17

PTK PUSAT UKAW

Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak di pinjamkan

Informasi Detail

Judul Seri

-

No. Panggil

S 70 EKN 17

Penerbit

Kupang : UKAW Fakultas Ekonomi., 2017

Deskripsi Fisik

xiv, 37 hlm.; bibl.; lamp.; ilus.; 30 cm

Bahasa

Indonesia

ISBN/ISSN

-

Klasifikasi

S 332.04 072

Tipe Isi

-

Tipe Media

-

Tipe Pembawa

-

Edisi

-

Subjek

LABA--PENELITIAN

Info Detail Spesifik

-

Pernyataan Tanggungjawab

Dessy Marsalina Haninuna

Versi lain/terkait

Lampiran Berkas

Komentar

---

Anda harus login sebelum memberikan komentar